PRINSIP DASAR AKUNTANSI SYARIAH

Oleh : Ahmad Sanusi Nasution

         Berbicara tentang prinsip dasar berarti kita membicarakan tentang sesuatu hal yang tidak boleh dilanggar, dan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan. Dalam proses akuntansi yang telah dipraktikan dalam dunia usaha, terkandung  prinsip dasar akuntansi dan sifat-sifat yang INHEREN (melekat/menyatu), dengan memahami prinsip dasar akuntansi tersebut dan menerapkannya dalam proses akuntansi maka proses akuntansi yang dilakukan akan menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan dapat diperbandingkan.

Prinsip dasar akuntansi syariah dalam hal aplikasinya harus berlandasakan nilai-nilai islam yaitu Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional.

Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Akuntansi syariah syarat dengan norma dan etika dalam bermuamalah, menurut Yusuf al-Qardhawi jika kita berbicara tentang norma dalam bermuamalah kita akan menemukan empat sendi utama , keempat sandi tersebut adalah ketuhanan, etika, kemanusiaan, dan sikap pertengahan. Keempat sendi tersebut merupakan ciri khas bermuamalah dalam islam, bahkan dalam realitanya merupakan milik bersama umat islam dan tampak dalam segala hal yang berbentuk islami.

Jadi, sangat penting untuk memahami prinsip dasar akuntansi agar proses akuntansi yang dipraktikan dalam bisnis perusahaan berjalan dengan benar sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang dapat dipertanggungjawabkan, taat azaz, akurat dan dapat diperbandingkan, adapun prinsip dasar akuntansi tersebut yaitu :

1. Accounting Entity (Kesatuan Usaha Khusus)

Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity tertentu yang harus jelas terpisah dari badan atau entity yang lain. perusahaan dianggap berdiri sendiri terpisah dari orang atau pihak lain.

 2. Going Concern (Kontinuitas Usaha)

Dalam  menyusun  laporan  keuangan  harus  dianggap  bahwa  perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang, tidak untuk berhenti beroperasi.

 3. Akuntansi    adalah    sebagai    pengukuran    sumber-sumber    ekonomi

(economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perobahannya, yang disebabkan  transaksi  penerimaan  hasil  dan  pengeluaran  biaya  untuk mendapatkan hasil tersebut.

 4. Time Period (Tepat Waktu)

Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu.  Jadi  setiap  laporan  harus  memberikan  periode  atau  tanggal tertentu.

 5. Pengukuran dalam bentuk uang

Transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter, bukan ukuran kuantitas lainnya seperti : kg, ha, km, dan sebagainya.

 6. Accrual Basis

Penentuan   pendapatan   dan   biaya   dari   posisi   harta   dan   kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Jadi diakui adanya utang – piutang.

 7. Exchange Price

Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang terjadi antara perusahaan dengan pihak lain. Harga inilah yang menjadi cost atau harga perolehan.

8. Approximation

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, pertimbangan, analogi, dan lain sebagainya.

 9. Judgement

Dalam  menyusun  laporan  keuangan  banyak  diperlukan  pertimbangan- pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki sebagai ahli akuntansi.

10. General Purpose

Informasi   yang   disajikan   dalam   laporan   keuangan   yang   dihasilkan akuntansi   keuangan   ditujukan   buat   pemakai   secara   umum,   bukan pemakaian khusus, seperti untuk pajak, bank, pemilik saja.

 11. Interrelated Statement

Neraca,  daftar  laba  rugi,  dan  laporan  sumber  dan  penggunaan  dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan. Sehingga jika salah satu laporan dikoreksi maka akan mengharuskan perbaikan laporan lain.

     Akuntansi Konvensional dan akuntansi syariah sebenarnya banyak memiliki kesamaan, dan ini merupakan salah satu bukti bahwa akuntansi merupakan produk para pemikir islam. Dalam perkembangannya akuntansi konvensioanl dikembangkan oleh pakar modern yang tidak merujuk pada syariah, sehingga terjadi perbedaan yang signifikan antara akuntansi konvebsional dan akuntansi syariah.

 

Tidak Dikategorikan 0

SEJARAH ILMU AKUNTANSI SYARIAH

Oleh : Ahmad Sanusi

 

Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari perkembangan Islam, kewajiban mencatat transaksi non tunai (Lihat QS. Al-Baqarah: 282), mendorong umat islam peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat, dan hal ini merupakan salah satu faktor yang mendorong kerjasama/ partnership waktu itu. Begitu juga dengan kewajiban mengeluarkan zakat mendorong pemerintah membuat laporan pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang mereka kelola, begitu juga dengan pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu, mengklasifikasikan hartanya sesuai ketentuan zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab dan haul. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan) Baca lebih lanjut

Akuntansi Syariah dalam sebuah tinjauan

Oleh: Ahmad Sanusi Nasution,SE
CP; 085276814343
A.Latar Belakang
Benarkah ilmu akuntansi ada dalam Islam? Paertanyaan ini begitu menggelitik, karena agama sebagaimana dipahami banyak kalangan, hanyalah kumpulan norma yang lebih menekankan pada persoalan moralitas. Dan karenanya prinsip-prinsip kehidupan praktis yang mengatur tata kehidupan modern dalam bertransaksi yang diatur dalam akuntansi, tidak masuk dalam cakupan agama. Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah Islam) wajar saja dipertanyakan orang. Sama halnya pada masa lalu orang meragukan dan mempetanyakan seperti apakah ekonomi islam. Baca lebih lanjut

Akuntansi Dalam Kacamata Islam

untansi dalam kaca mata Islam May 24, ’07 11:16 PM
for everyone

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur……………dan seterusnya. (QS. Albaqarah ayat 282

Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa Akuntansi yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang saat ini sangat pesat perkembangannya disemua sektor baik swasta maupun publik, ternyata konsep dasarnya telah diperkenalkan oleh Al- Quran, jauh sebelum Lucas Pacioli (dikenal dengan “Bapak Akuntansi”) memperkenalkan konsep akuntasi double-entry bookkeeping dalam salah satu buku yang ditulisnya pada tahun 1494. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 282 di atas, Allah secara garis besar telah menggariskan konsep akuntansi yang menekankan pada pertanggungjawaban atau akuntabilitas. Tujuan perintah dalam ayat tersebut jelas sekali untuk menjaga keadilan dan kebenaran yang menekankan adanya pertanggung jawaban. Dengan kata lain, Islam menganggap bahwa transaksi ekonomi (muamalah) memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, sehingga adanya pencatatan dapat dijadikan sebagai alat bukti (hitam di atas putih), menggunakan saksi (untuk transaksi yang material) sangat diperlukan karena dikhawatirkan pihak-pihak tertentu mengingkari perjanjian yang telah dibuat. Untuk itulah pembukuan yang disertai penjelasan dan persaksian terhadap semua aktivitas ekonomi keuangan harus berdasarkan surat-surat bukti berupa: faktur, nota, bon kuitansi atau akta notaries untuk menghindari perselisihan antara kedua belah pihak. Dan tentu saja adanya sistem pelaporan yang komprehensif akan memantapkan manajemen karena semua transaksi dapat dikelola dengan baik sehingga terhindar dari kebocoran-kebocoran. Menariknya lagi, penempatan ayat tersebut sangat relevan dengan sifat akuntansi, karena ditempatkan pada surat Al-Baqarah yang berarti sapi betina yang sebenarnya merupakan lambang komoditas ekonomi.

Akuntansi (accounting) sendiri dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-muhasabah. Dalam konsep Islam, akuntansi termasuk dalam masalah muamalah, yang berarti dalam masalah muamalah pegembangannya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia.

Pada perkembagangan selanjutnya, konsep-konsep praktik akuntansi Islam pada saat ini mulai berkembang dengan pesat. Bahkan di Indonesia, konsep tersebut telah teruji pada saat krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal ini terbukti Bank yang mengunakan konsep akuntansi syariah ternyata lebih bertahan menghadapi krisis ekonomi, dibandingkan dengan Bank umum lainnya. Tercatat pada saat ini banyak lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti: Bank Syariah, perusahaan asuransi (takafful), dana reksa syariah dan leasing syariah.

Adapun prinsip akuntansi syariah yang diperkenalkan oleh Islam secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

q Transakasi yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah.

q Transaksi yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan istishna.

q Transaksi yang menggunakan prinsip sewa, seperti ijarah

q Transaksi yang mengunakan prinsip titipan, seperti wadiah

q Transaksi yang menggunakan prinsip penjaminan, seperti rahn Baca lebih lanjut