BIOLOGI LEBAH MADU

Oleh: Ahmad Sanusi Nasution

Jenis-Jenis Lebah
Lebah termasuk dalam kelas insekta dan tergolong dalam jenis serangga yang berdarah dingin yakni hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan suhu hawa yang ada disekitarnya. Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1993) lebah madu termasuk dalam famili Apidae. Terdapat di Eropa, Afrika, dan Asia. Pada Apidaae, madu dan tepung sari disimpan dalam sisiran yang vertikal, dan tempayak dibesarkan dalam sisiran yang sama.
Menurut Hasanuddin (2003), klasifikasi lebah madu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Species : Apis Andreniformis
Apis cerana
Apis nigrocineta
Apis dorsata
Apis florea
Apis koschevnikovi
Apis laboriosa
Apis mellifera

Menurut Sihombing (1997) A.andreniformis, A.cerana, dan A.dorsata adalah lebah alam Indonesia, A.florea di Yunan, Cina, A.koschevnikovi di Serawak (Kalimantan), A.laboriosa di Himalaya dan A.mellifera berasal dari kawasan laut tengah.
Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk koloni.Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang menghasilkan madu (Rusfidra,2006). Menurut Sarwono (2001) famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Yang paling penting sebagai penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis. Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk koloni.Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang menghasilkan madu (Rusfidra,2006). Menurut Sarwono (2001) famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Yang paling penting sebagai penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis.

Morfologi dan Anatomi Lebah Madu
a. Morfologi (Struktur Eksternal)
Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam.

b. Anatomi (Struktur Internal)
Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah: mulut, osefagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Dalam hal sistem reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan 1000-2000 sel telur per hari.

Habitat Lebah Madu
Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin (Suranto,2004).
Di alam bebas lebah tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di tebing-tebingnya. Di hutan, koloni lebah juga tinggal di pohon-pohon yang berlubang. Sementara di daerah peternakan lebah tinggal didalam tempat yang sudah disediakan namanya stup.

Koloni Lebah Madu
Lebah madu hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang berdiam dalam satu sarang lebah (Rusfidra, 2006). Sampai saat ini jenis koloni yang umum dibudidayakan adalah jenis apis cerana dan apis mellifera. (Hasanuddin,2003).Di dalam koloni terdapat seekor lebah ratu, beberapa ratus lebah jantan dan puluhan ribu lebah pekerja.Menurut Ashari (1998) jumlah ini tergantung pada efektivitas penyerbukan dan kondisi makanan (bunga) setempat. Masing-masing anggota koloni memiliki pekerjaan yang dilakukan secara fungsional dan profesional.
Sel sarang atau sisir, semacam malam merupakan tempat lebah tersebut berkelompok. Sel sarang atau sisir tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan dan tempat telur/ pemeliharaan keturunannya.Jumlah makanan yang tersimpan dalam sarang tergantung pada kondisi flora, cuaca, jumlah lebah perkoloni, dan jenis lebah.

Lebah Ratu
Lebah ratu merupakan pemimpin koloni dan bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kekompakkan koloni. Ratu ini berjenis kelamin betina dan hanya terdapat satu ekor dalam tiap koloni,Tugas utamanya adalah menghasilkan telur untuk perkembangan koloni. Ukuran ratu paling besar, panjang badannya hampir dua kali dan beratnya hampir tiga kali lebah pekerja. Umur ratu bisa mencapai enam tahun (Suranto,2004).

Lebah Jantan
Lebah jantan berasal dari telur yang tidak dibuahi. Lebah ini berfungsi sebagai lebah pemacek, yakni mengawini ratu muda. Jika beruntung, seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati. Karena sifatnya yang pemalas, pada saat krisis makanan, banyak lebah jantan dibunuh oleh lebah pekerja (Rusfidra,2003).

Lebah Pekerja
Lebah pekerja adalah kelompok yang jumlahnya paling banyak dalam koloni. Lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi. Ovariumnya tidak berkembang sempurna sehingga tidak dapat bertelur. Lebah pekerja bertanggungjawab kesejahteraan koloni. Kecuali tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja.
Tugas lebah pekerja sesuai dengan perkembangan umur. Dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3 – 12 hari bertugas sebagai perawat larva. Sejak hari ke 13-18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang. Dari umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal dan menjaga kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air. Dimasa tuanya lebah pekerja berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen, propolis dan air (Rusfidra,2003)

Lebah Madu Sedang Mencari Makanan

Lebah Madu Sedang Mencari Makanan

anatomi lebah

Lebah Madu untuk Penyerbukan Tanaman

oleh : Ahmad Sanusi Nasution

E-mail/fb: sanusi_eneste@yahoo.com

Lebah bukan satu-satunya serangga yang bertugas memperlancar penyerbukan bunga. Namun ia merupakan serangga satu-satunya, yang dalam menjalankan tugasnya, tidak menimbulkan akibat samping yang merugikan tanaman. Berbeda dengan kupu-kupu misalnya, tak ada yang menyangkal bahwa kupu-kupu yang mengisap madu itu mampu membantu menempelkan serbuk sari pada kepala putik sebuah bunga, dan itu akan mempermudah proses pembentukan buah. Tapi kupu-kupu menuntut balas jasa yang kadang kelewat mahal. Ratusan butir telurnya yang menempel pada daun, akan menetas menjadi ulat yang rakus mengunyah daun tanaman. Tanaman bukannya untung tapi malah buntung dalam arti sebenarnya (Tim Redaksi Trubus,1993). Begitu juga dengan semut yang terkenal sebagai pengumpul madu, namun semut sering membuat sarang pada bagian tanaman misalnya bersarang pada daun, sehingga daunnya menjadi terlipat. Hal yang sama juga pada beberapa jenis burung yang mempunyai paruh runcing dan cakar yang tajam, sering kali paruhnya yang runcing dan cakar yang tajam ini mengoyak kelopak bunga,membuat tangkai bunga tak sanggup menahan beban. Lebah madu jauh dari sifat merusak seperti yang disebutkan itu. Ia sama sekali bukan hama tanaman, tapi malah membantu menaikkan produksi. Lebah merupakan serangga penyerbuk (polinator) tanaman yang paling penting di alam dibandingkan angin, air, dan serangga lainnya. Banyak peneliti mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan produksi jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Produksi apel meningkat sebesar 30-60%, jeruk 300-400%, dan anggur 60-100%. Terdapat simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga tanaman. Lebah mendapatkan nektar dan polen dari bunga, sedangkan bunga dibantu penyerbukannya oleh lebah (Rusfidra dan Liferdi). Kenaikan produksi akibat penyerbukan lebah disuatu areal perkebunan paling sedikit 15%, bahkan ada yang bisa 70%. Angka yang luar biasa. Menurut catatan Tim Trubus (1993), dulu di Bogor, pernah dicoba penggembalaan lebah madi di kebun mentimun. Ternyata hasil mentimun per hektar menjadi 19,5 ton, padahal tanpa bantuan lebah hanya 12 ton. Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1993) Kenaikan produksi dengan bantuan penyerbukan oleh lebah mencapai; kebun kapas 25%, kebun buah-buahan 25-50%, kebun bunga matahari 50-60%, kebun mentimun 62,5%. Lebah madu tidak menuntut macam-macam, jika dalam peternakan ia hanya butuh kandang berupa stup (kotak). Soal makanan mereka akan mencari sendiri, dan pemilik dipersilakan memeras sendiri madu yang berhasil dikumpulkan para lebah pekerja. Diantara jenis serangga yang ada, lebah madu dianggap sebagai serangga penyerbuk yang paling penting. Anggapan dasar yang dijadikan dalam hal ini adalah, pertama, lebah madu dapat melakukan penyerbukan paling efisien; kedua, populasi lebah madu dalam koloni mudah diatur baik jumlah maupun waktu untuk keperluan penyerbukan tersebut. Sangat efisiennya lebah madu dalam menyerbukkan bunga tanaman disebabkan badan serangga tersebut dilengkapi dengan organ semacam rambut atau bulu-bulu yang tumbuh lebat baik pada badan maupun kakinya sehingga dapat mengangkut tepung sari dalam jumlah besar serta selanjutnya memindahkan tepung sari ke kepala putik dalam jumlah cukup. Aktivitas lebah tersebut dilakukan secara tidak sengaja pada saat pencarian nektar dan tepung sari sebagai pakan untuk koloninya, bagian kaki lebah madu yang penuh rambut tersebut disebut poolen basket (Ashari,2004). Lebah memiliki organ khusus untuk mengambil nektar, yang disebut probosis. Lebah memiliki probosis, bentuknya seperti belalai pada gajah. Probosis memiliki kemampuan mengisap cairan nektar pada bunga. Aktivitas terbang lebah mengumpulkan nektar dan polen berlangsung sejak pagi sampai sore hari. Pollen atau tepung sari bunga diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh bunga sebagai sel-sel kelamin jantan pada tumbuhan. Pollen diperlukan oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein dan lemak, dan sedikit karbohidrat dan mineral. Menurut Hasanuddin (2003), Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan dan membawa pollen dari bagian bunga, yaitu dengan menggunakan mulut, lidah dan hampir semua bagian-bagian tubuh untuk memanen butir-butir pollen yang ukurannya sangat kecil (0.01-0,1 mm) dan menggunakan sebuah keranjang khusus yang disebut pollen basket di kaki belakang untuk membawa pollen dalam bentuk pelet ke sarang. Lebih lanjut Ashari (2004) mengatakan beberapa faktor yang harus dipertimbangakan dalam menggunakan lebah madu untuk tujuan membantu penyerbukan tanaman, diantaranya jumlah lebah per stup (strength of colony), potensi lebah (inspection of hive strength), jumlah stup lebah (number of bee hives), ketersediaan stup (availability of bee hives), dan penempatan stup (timing of the introduction of hives).